Jumat, 19 April 2013

Okay, i've been in a hard day today. Hearing that those sh*t betrayer, how could they do that to yangti? Ini bikin gue bukan naik darah lagi. Gak sinkron udah hati,mulut sama kepala. Tapi setelah seharian yg penuh emosi gue sadar.. those backstabber are not just for teenagers world, an many sin adult like them got it too.. sorry if i cant control my word:( im just soo much much dissapointed. Astaghfirullah... then those backstabber at my OWN big family come again:"3, i totally know they dont like my laziness and my messy house, but they DONT KNOW how extraordinary is my house... im not and cannot be crying facing this day.. my tears are like.. gak sebanding sama kesedihan gue /asik/ gimana si denger nenek kesayangan lo di omongin dibelakang sama orang2 yang nenek lo sayang gila2an. Kampret ah. Then your angel mommy and daddy dikata2in sama tante2 lu?. Pengen bunuh diri gak si?hahaha lebay si tapi okay done:3 i know adult are fuck now, okay not all i believe that tapi gue sekarang udah cuma harus fokus sama yg gue pengen di hidup gue, TALK LESS DO MORE, AND PROOF not revenge sah thats just take a sin. Allah is giving extraordinary things to extraordinary people...:). Tapi kalo yg tentang yangti belom beres loh ya sampe meereka nyesel:3 kalo tentang umi abi digituin sih udah cukup jelas lah they TOTALLY dont such better than them haha. Maaf ya Allah abis orang2 itu kok begitu banget:( i love Allah more than any... fighting!:)

I dont care about how fuck are they:)
11.24

I dont care about how fuck are they:)

Kamis, 18 April 2013

I dont wanna write u a long explanation..

A little bit flash back, i was the one who feel that u leave me since i'm no longer cant bring hadi to you or even just told u the nice story of him.
Beside that, yes i felt that seeing you was like remembering him, since we had so much discussion about him. Hehe..

But thanks God its over now... i'm happy when i remember him lately n wish forever.

And one thing for sure.... not him, not anyone and anything, can stop me from loving you and always missing you! U'r so cute, adorable n interesting to be hate!!! ;-*

Love u for always,
Wina Alfazos

I never hate you dear Aisyah...
17.31

I never hate you dear Aisyah...

I have a great grandma that you wont imagine i2t, she's my mommys mom, she's totally gave my mom just an amazing heart like hers. I call her yangti. She's annoyed me sometimes.. like she yell at me when i cant even get up from my bed, or she's looking at my lazziness....
me and my family are living with her, till i get to elementary school.and i'm back to live with her ALONE, when i was grade 5-6. 2 pretty hard years actually.. far from mommy, living with my straight gran7dma n grandpa..
But thats gonna be one of the best moment in my life.. i cant explain how big is my yangti's love that i feel... whatever happens, i'll always love her with all my heart... God.. thank 0s1you so much for giving me the best yangti ever... she made my moms here and she is the best too... then my amazing ummi met my great daddy and they got me...
Ya Allah... maybe im too much wasting my time complaining my life, but really i just realized that you gave me such a great great life.... the point is.... i thank God a lot for this amazing everything i have with yangti around.:3

I'll be your little isa forever yangti
12.42

I'll be your little isa forever yangti

Sabtu, 13 April 2013

Author: Me my self:)

Spoiler: well thisnis my schoolntask actualy.. but i know you dont wanna know it. ENJOY

7 Dimensi
     10 hari semenjak siang yang bagaikan fatamorgana bagiku dan semua yang mengenalku. Mengawasi mereka dari dimensi berbeda itulah aku sekarang. 10 hari bukan waktu yang sebentar melihat jasadku dikelilingi airmata. Harusnya aku mendengar kata hatiku hari itu, bukan hati mereka. Alat alat yang menopang hidupku terus menyala lebih lama dari matahari dan bulan. Tapi aku tidak mau pergi, aku lebih baik berpuluh puluh tahun tertidur disini daripada aku harus pergi dan tidak bisa kembali. “kau past bisa Nad..” bisik kakakku yang membuatku marah setiap kali. Kakakku itu tidak pernah sedikitpun baik kepadaku sejak aku sadar dia kakakku, kita selalu bertengkar dengan alasan apapun, tapi sekarang dia terus menangis disebelahku. Apa maksudnya?. Orangtuaku sudah tidak kuat, aku tahu  itu. Mereka sudah sering putus asa dalam doa mereka. Meskipun aku bisa mengulang waktu? Semuanya tetap akan begini kan? Tidak ada yang bisa melawan takdir.Ayah selalu bilang begitu. Aku hanya ingin memeluk mereka saat ini, untuk memberi tahu mereka aku masih disini dan akan selalu disini. Aku tidak pernah sadar aku akan terbangun seperti ini, Dipikiranku hanya ada kebahagiaan yang hampir saja kuraih karena semua rencana bahagiaku dulu perlahan terwujud, tapi sekarang semua itu hilang dan mungkin meskipun aku kembali bangun rencana itu sudah tidak ada. Kemungkinan hidupku kecil,tapi kebahagiaan itu jauh di mimpiku sangat nyata. Kalau aku bisa mengulang waktu Tuhan, aku hanya ingin berterimakasih pada mereka, hanya itu. Sarah, Temanku yang tidak pernah hilang dari pikiranku, mungkin sekarang sudah harus melanjutkan mimpinya dan meninggalkanku, Sarah belum berkunjung semenjak aku disini, tapi aku rasa dia lebih baik tidak usah menoleh kebelakang lagi.
        Kalau aku ingat dihari terakhir aku terbangun, Pagi itu mungkin akan menjadi pagi paling indah dalam hidupku meskipun itu hari terakhirku, Pagi itu hari Minggu, ya hari dimana semua orang tidak akan melakukan banyak aktifitas, pagi itu   aku tidak mendengar bising apapun dirumah, biasanya rumah selalu ramai dengan celotehan kak Kesha yang selalu mengomentari apapun yang dia lihat. Pagi itu sangat sepi, aku lebih memilih tetap memejamkan mata tapi aku tahu matahari itu sangat sayang untuk dilewati hanya untuk disini. Aku melirik kearah jam dan ternyata sudah jam 7 lewat, ini aneh kenapa aku benar benar belum mendengar tanda tanda sudah ada yang beraktifitias dibawah. Aku mengintip keluar kamar, dan hanya ada suara tetesan air entah darimana. Lebih baik aku dikamar saja, sampai salah satu dari mereka membangunkanku. Aku berusaha kembali memejamkan mataku, tapi ragaku seperti lebih bersemangat dari biasanya, aku benar benar segar pagi ini. Sinar matahari semakin menyelinap masuk lewat celah celah dinding yang kali ini kututup rapat. Mungkin aku memang harus bangun. Langkahku semakin pasti dan kali itu aku tidak ingin kembali kekamar meskipun tidak ada orang dibawah. Aku tepat didepan televisi tanpa berniat untuk menyalakannya, suasana sepi seperti ini keliatannya akan sangat langka. Aku mendengar gemercikan air dari arah luar yang tiba tiba terdengar,
“sepertinya hujannya sudah dari tadi, kenapa aku baru sadar”
Ucapku tiba tiba.  Sepertinya aku tahu tadi hujan, tapi matahari itu terlalu cerah jadi aku kira itu tidak hujan. Ah aneh, kenapa terang tapi hujan? Terbayang seketika mitos mitos mengerikan itu. Tibatiba pintu kamar mamah bergeser dan mamah keluar dengan perlahan dan itu sangat menakutkan, Tatapannya menatapku kosong dan aku berusaha tersenyum lebar.
“mamah bikinin susu ya?”ucapnya.
Apa? Susu? Aku tahu mamah mungkin bercanda.
“susu mah? Nadya kan gak suka susu”
“oh iya maksud mamah teh”
Aku hanya terdiam. Suasana menjadi dingin, dan hujan itu semakin terdengar. Aku mendekat kearah mamah yang sedang mengaduk sesuatu, mamah sangat berbeda pagi ini.
   Meskipun tidak terlihat, tapi bagi seseorang yang sudah 17tahun mengenalnya, aku tahu dia tidak begini seharusnya. Tapi harusnya mamah melakukan hal yang sama padaku, tentang susu itu bagaimana bisa mamah lupa hal semudah itu. Ah mungkin dia sengaja atau kedinginan seperti kelihatannya.
“hari ini mamah sama papah mau kerumah nenek, mau ikut?”
tidak pernah bagi seorang nadya menolak ajakan kerumah nenek dibandung. Minggu ini mungkin menjadi salah satu minggu terindah dihidupku karena besok adalah tanggal merah. Yap bagi murid tahun terakhir di sekolah menengah mungkin libur itu benar benar luar biasa. “Pastiii”. Kataku antusias. Dan dia menangis. Airmatanya terjatuh di hadapanku.
“maamah kenapa?”
entah kenapa tangis mamah kali ini, tangis yang belum pernah aku lihat selama ini. “ayo siap siap kalo mau ikut”
mamah kembali ke kamar tanpa melirik sedikitpun kearahku. Aku terpaku, firasatku berantakan. Entah kenapa aku jadi mengurungkan niatku pergi kerumah nenek untuk pertama kalinya. Papah seketika keluar kamar dengan pakaian sudah sangat rapih tapi wajahnya benar benar terlihat baru saja bangun tidur
“ayo Nad, siap siap”
langkahku sangat berat kali ini, aku hanya mengambil beberapa baju yang bisa kuraih, sungguh tidak tau apa yang dipikranku sekarang, semuanya kacau semenjak tangisan mamah tadi.
    Papah terlihat tidak seperti biasanya aku yakin itu meskipun aku tidak menemukan kejanggalan yang signifikan, mamah dan papah membuatku terjebak di tanda Tanya besar. Kak kesha, dia belum keluar kamar sekali, dan aku lupa sempat lupa keberadaannya pagi itu. Aku harap tidak akan ada kejadian tidak diinginkan apapun yang akan datang. Di mobil, atmosfir begitu mencekam tanpa ada suara, aku bisa mendengar mamah menangis terisak isak 
“pah nadya mau pulang” kata kata itu spontan terucap tanpa kesadaranku.
“kenapa? Biasanya kamu seneng?”.
Aku tidak kuat mendengar isakan tangis mamah, dan aku berusaha mendengarkan lagu dari ipodku yang kebetulan terbawa, karena aku meninggalkan handphoneku untuk pertama kalinya.
“pah nadya takut”
lagi lagi mulutku berbicara sendiri, aku tau aku memikirkan kata kata itu tapi aku merasa aku tidak memerintah otakku untuk membuat mulutku berkata itu.

“takut kenapa?” papah menjawab santai.
      Aku membaringkan badanku dan perlahan memejamkan mata, tiba tiba lagu ditelingaku berubah menjadi suara jeritan yang menyakiti telingaku, dan mataku benar benar tidak bisa terbuka, tubuhku terguncang dan aku merasa semuanya terguling dengan sendirinya, aku melihat perlahan mamah dan papah berusaha keluar mobil, dan sepertinya ini kecelakaan. Aku berusaha membangkitkan badanku tapi tidak bisa dan aku semakin merasa tertidur.
Kini aku hanya bisa melihat jasadku dipenuhi alat alat penopang hidupku. Kak kesha sejak tadi masih berbisik ke jasadku dan menangis. Mamah dan papah sedang keluar entah kemana, aku tidak berani keluar kamar ini, aku ini apa? Aku arwah kan? ya Tuhan.. aku takut. “permisi” suara itu, “hai sarah..” kata kak kesha ketika membuka pintu. “sarah?” Sarah berjalan cepat mendekati tempatku tertidur, dia menangis sangat keras, selama ini dia berada di singapur dan baru kembali hari ini. Sarah aku sangat merindukanmu, aku sudah lelah menangis, Sarah aku tidak kuat lagi. Aku berusaha memeluknya meskipun dia tidak akan merasakannya. Tiba tiba sarah berdiri dan menoleh kearahku. Hah? Apakah sarah bisa melihatku?. “Sarah, kau bisa melihatku?” dia melihat mataku lekat lekat dan kembali mengalihkan pandangannya. Dia tidak melihatku… aku tau itu. Aku sudah setiap hari memeluk mamah papah dan kak kesha tapi mereka tidak melihatku dan aku lelah berteriak ‘aku disini’, dan tidak tau harus sampai kapan.
“bagaimana keadaannya kak?”
“tidak ada harapan sar” kata kak kesha merunduk.
“maksudnya?”
“dokter bilang ia juuga tidak tahu kenapa dia harus tertidur setertidur ini, otaknya tidak berfungsi, tapi jantungnya masih sangat bagus. Kasus seperti ini kemungkinan sadarnya kecil”
“nadya akan sembuh kok kaak” kata sarah sambil menoleh kearahku, meskipun dia tidak melihatku. aku tau, aku mungkin hanya akan mati. Ya aku akan mati.
Kak kesha pergi meninggalkan ruangan, aku tahu dia sudah lelah disini kalau dia bisa mendengarku aku akan menyuruhnya pulang. Aku duduk terpojok disebelah tubuhku, Sarah masih disana memandangi sebuah buku. Tiba tiba
“nadya kamu ngapain disitu?”
“hah?” aku tersontak sangat kaget hingga menggoyangkan sebuah alat yang ditempelkan ke tubuhku.
“Nadya…” sarah memelukku erat, dan kali ini tidak bohong aku merasa sangat nyata. “Sarah kau bisa lihatku?”
“aku juga tidak tau kenapa aku bisa lihat kamu, aku kira kak kesha juga melihatmu”
“Sarah aku kenapa?  Aku kenapa seperti sar” Sarah mengusap airmataku yang ternyata masih ada, karena aku selalu menangis.
“kamu pasti bisa nad, ini Cuma mimpi, aku tau ini pasti mimpi kan nad?” “
“tidak sarah, ini nyata, aku sudah bangun setiap hari dan ini nyataa. Mungkin maalaikat maut belum menjemputku selama ini karena aku belum beretemu kamu.”    “Nadya, kamu itu…”
“aku kenapa?”
“tidak, kamu harus yakin kamu pasti sembuh, Kita harus hidup lebih lama lagi”.
    Sarah, aku tidak  bisa ngapa ngapain lagi aku tahu itu. Ujian Nasional SMA sudah berlalu 4 hari yang lalu, dan liburan ini harusnya menjadi saat saat indahku bermain bersama sarah, tapi aku harus disini menanti kapan aku mati. Kak kesha datang memberitahu sarah orangtuanya ada didepan, orang tua sarah masuk ke ruanganku dan melihatku dengan sangat kasihan,
“Nadya cepet sembuh ya, tante tau kamu denger tante nad..”
    Aku dengar tante, aku sangat mendengar itu. Sarah pun pergi. Kak kesha kembali duduk disebelahku. Aku tidak tahu apakah aku masih bisa bertemu sarah lagi atau tidak kali ini.
Aku ingat 2 tahun yang lalu aku pergi ke sebuah taman di korea selatan bersama orangtuaku dan kak kesha. Tamannya sangat indah aku selalu mengatakan itu bagaikan surga, aku berjanji pada diriku sendiri aku harus kembali kesini ketika liburan lulus lulusan nanti bersama sarah. Tapi sekarang aku hanya bisa menunggu surga yang sesungguhnya. Aku selalu rindu saat saat aku belum seperti ini, meskipun hidupku mungkin biasa biasa saja, tapi aku lebih baik menjadi orang paling sengsara didunia daripada aku harus menanti kematian tanpa harapan lagi seperti ini Tuhan, Aku ingin kembali menghirup udara bumi mu Tuhan.
“kau mau itu semua terjadi?” tiba tiba suara itu muncul ditelingaku. “hahaha jangan takut gitu”
“siapa kamu?” apakah itu malaikat pencabut nyawa? Tubuhku gemetar dan aku bersembunyi dibelakan kak kesha. Seseorang menyentuh pundakku keras.
“Nad”
seorang laki laki yang berwajah sangat tidak asing menggunakan baju putih bersih berada dihadapanku.
“kau malaikat pencabut nyawa?”
“hah? Bukan bukan, aku ini harapanmu, tadi kau bilang kau ingin kembali bisa hidup?. Sayangnya tidak bisa, lagipula masa waktumu sudah habis”
“maksudnya? Aku tau kau akan mengambil nyawaku dan aku akan mati”
“kau bukan mati kau hanya sudah bukan hidup sebagai manusia lagi nad, memangnya kamu tidak tahu?”
“tidak tahu apa?”
“kau ini bukan manusia nad”
“lalu apa, hewan?” “Mungkin kau harus menemui temanmu itu lagi, nanti akan kujelaskan.Sekarang ayo ikut aku dulu”
“kemana?, aku belum siap pergi”
“pasti kau kira kau akan ku bawa pergi lalu kau mati? Aku akan membawamu kemasalalu mu”
“masa lalu? Ide bagus”
“anak Ini benar benar tidak tahu apa apa ya”
“tahu apa? Aku hanya sangat senang kau akan mengajakku kemasa lalu” .
Tibatiba ruangan berguncang dan aku hanya memejamkan mataku beberapa saat dan seketika suasana rumah sakit berubah menjadi sebuah rumah, yang kurasa ini adalah rumah nenek, yap aku berlari masuk dan disana ada nenek kakek dan papah, “papah…. Nenek… kakekk nadya sembuh..” tapi mereka tetap menonton televisi dengan tawa yang sangat bahagia, dan aku tahu mereka tidak melihatku sekarang. “nadya disini nekk… pahh.. kakekk” rintihku lagi.
“percuma saja nad, kau ini tidak ada” kata lelaki tadi yang ternyata ada disebelahku. “apa yang harus kulakukan” tiba tiba ibu dan kak kesha datang bersama seorang anak kecil yang sangat manis, dan apakah itu aku?.
“itu aku?”
“itu nadya, bukan kau”
“tidak lucu”.
“hei.. anak papah paling manis, gimana tadi jalan jalannya?” kata papah menggendong anak kecil itu. Nadya kecil hanya tertawa, dan aku tidak ingat sama sekali masa masa ini tapi ini sangat mengharukan. Keluargaku bersama kakek dan nenek pergi kesuatu tempat, dan aku terus mengikuti mereka. Ternyata mereka pergi ke sebuah mall dan aku ingat mall ini, ya aku sangat ingat. Mall ini mall kesukaan keluargaku kalau berkunjung ke bandung, ternyata mall ini sudah ada sejak lama. “hai….” Ucap mamah tiba tiba.Ternyata disana ada keluarga sarah, dan yaampun sarah kecil, aku tidak tahu kita berteman sudah sangat lama.
“apa yang harus kulakukan?” kataku lagi.
“tunggu saja”.
Keluargaku sedang asyik berbincang bincang disebuah kafe bersama keluarga sarah. Nenek dan kakek pun larut bersama. Aku dan Sarah kecil sedang berlari lari disekitar, aku berusaha mengawasi mereka meskipun tidak ada gunanya tapi mereka benar benar sangat menggemaskan. Tiba tiba Aku dan Sarah kecil berlari meninggalkan kafe itu, aku mengejar mereka dan mereka berlari sangat kencang diantara kerubutan banyak orang, Aku kehilangan mereka.
“cepat kejar mereka” kata laki laki itu.
“oh, kau masih disini”
“cepatt” aku mengejar mereka, dan mereka sudah berada di luar mall. Tiba tiba ada mobil besar yang sedang melaju cukup cepat menabrakku dan sarah kecil. Tapi karena posisi sarah lebih kepinggir dia hanya terjatuh dan menangis, mobil itu pergi begitu saja dan aku sudah berlumuran darah tak sadarkan diri.
”Apa yang terjadiii?” tangisku menjadi seketika.
“Aku kenapa? Yaampun aku kenapa” laki laki itu menarik tanganku dan kami seketika kembali ke ruangan rumah sakit. Aku tidak bisa berhenti menangis.
“kau ini siapa? Apa maksud dari semuanya?”
“aku Zelo. Aku kesini untuk mengajakmu kembali ke asal kita, dan kau sangat beruntung diberi kesempatan menjadi nadya selama ini. Kau ini malaikat, sama sepertiku”
“hah? Malaikat? Apa apaan? Kau ini kenapa? Aku pasti bermimpi.” Aku memukul kepalaku sekeras mungkin,dan menendang dinding sekuat mungkin, aku tidak percaya ini”
“ayo kita pergi darisini nad.. sudahlah kau akan terbiasa nanti”
“tidak! Tidak akan! Aku masih tidak mengerti maksudmu dan aku tidak akan mau mengerti”.
   Kenapa semua ini? Apa maksudnya? Kalau aku malaikat? Orangtuaku juga pasti malaikat?. Apa hubungannya dengan aku seorang malaikat dan kecelakaan dimasa kecilku ya Tuhan. Tiba tiba aku teringat Sarah mengucapkan kata kata aneh tadi, “Nad, kamu itu..” ya itu kata katanya. Apa, Apakah dia juga mau bilang kalau aku ini malaikat?.
“yap benar” ucap Zelo tibatiba.
“kau bisa membaca pikiranku?”
“Aku tahu sekarang, kau memang tidak tahu apa apa nad. Baiklah aku tidak akan mengajakmu pergi sekarang. Dan aku meminta Sarah untuk menjelaskan kepadamu tentang semua ini, mugkin kau lebih mau mendengarnya.”
“Zelo kau mau kemana?”
“Kemana sajalah, Aku lelah melihatmu menangis terus disini”

    Zelo tiba tiba menghilang. Aku masih tidak mengerti dan aku berharap aku tidak akan mengerti karena ini kedengarannya mengerikan. Mamah dan Papah tiba tiba datang dan membangunkan Kak Kesha yang tertidur,
“Kesha bangun, kita buang buang waktu disini. Nadya sudah tidak akan kembali” kata papah yang membuatku semakin kebingungan.
“Tidak pah, Kesha tidak mungkin meninggalkan Nadya disini, dia masih bernafas” “Dia bukan Nadya kesha!” gertak papah sambil menitikan airmatanya.
   Papah terjatuh dan menghampiri tubuhku berlutut
“kenapa kau pergi secepat ini, meskipun kau bukan anakku, kau sudah seperti anakku”.
   Papah… kalau aku bukan Nadya aku siapa?. Aku siapa pah.. “Nadya ini sudah terlalu baik kepada keluarga kami, Kami menyesal tidak memanfaatkan waktu yang baik bersama kamu” kata mamah yang terlihat sudah seperti rela melepaskanku bila aku harus dilepaskan. Aku sering membicarakan tentang ini bersama mamah, aku selalu berkata bagaimana jika aku pergi duluan, apakah mamah akan semudah itu merelakanku, tapi mamah selalu membalikan pertanyaanku dan bilang dia yang akan pergi lebih dahulu dan kembali bertanya apakah aku akan semudah itu merelakannya, dan tanpa berfikir aku bilang bahwa aku tidak akan merelakannnya sampai aku merasakan bahwa mamah yang menyuruhku merelakannya. Tapi sekarang pikiranku sudah tidak lurus, yang ada hanya kenangan kenangan indah yang membuatku masih mampu melihat mereka, setiap kali aku melihat kak kasha, aku semakin tidak ingin pergi, aku tidak pernah menyangka kak kesha yang paling tidak merelakanku pergi, padahal mungkin jika kak kesha membiarkan,alat alat ini sudah dicabut dan aku akan mati perlahan. Meskipun mamah dan papah sudah tidak mencintaiku, aku tetap akan mencintai mereka sampai aku tidak bisa mengenal mereka lagi. Tiba tiba kata kata Zelo tadi kembali terlintas dikepalaku, bahwa aku ini malaikat, apakah ada malikat yang seperti aku ini? Malaikat itu suci tanpa dosa dan tidak mungkin merasakan yang kurasakan sekarang ini, kalau memang aku malaikat mungkin aku malaikat paling sengsara yang ada. Perkataan mamah dan papah tadi tapi seakan semakin menjelaskan kalau aku memang bukan Nadya ya Tuhan, lalu aku siapa. Tiba tiba Zelo datang dengan berlari dari arah pintu dan menarik tanganku keluar, ini pertama kalinya aku keluar melihat keadaan rumah sakit itu, sungguh terlalu nyata tapi mereka samasekali tidak melihatku.
“kita mau kemana?”
“kita harus cepat,waktumu sudah habis didunia ini, kalau tidak kau akan hancur” Zelo semakin kencang berlari dan aku pun tertarik sangat sakit, aku tidak mau pergi dari sini, aku tidak mau. Aku melepaskan tangan Zelo
“tidak,tidak kumohon” aku berlutut. “ku mohon, berikan aku satu kesempatan lagi kalau memang aku harus pergi, aku ingin bicara dengan orangtuaku”
“nanti nanti kita bisa bicarakan nanti” Zelo tiba tiba mengangkatku dan berlari kearah sebuah pintu dengan penuh cahaya hingga aku tidak bisa membuka mataku lagi. Aku merasakan Zelo sudah tidak berlari lagi dan “turun kau, berat sekali” aku membuka  mataku dan semuanya putih, hanya Zelo dan semuanya cahaya putih. “ini tempat dimana orang orang sudah meninggal?” “ah kau ini, Ini bukan tempat orang orang sudah meninggal, ini adalah dimensi pertama, dimana kita tinggal dan—“ “apa apaan ini? Aku bukan malaikat, aku manusia kembalikan aku sekarang” “kau dalam masalah besar nad, kau ini malaikat, kau bukan manusia, selama ini kau hanya hidup di khayalan seseorang dan”
“maksudmu?”
“harusnya aku tidak usah mengatakannya”
“cepat katakan..”
“kau benar benar tidak mengerti ya nad?”
“aku tidak mau mengerti”
“baiklah tunggu disini” . Zelo menghilang beberapa detik dan kembali bersama Sarah.
“Sarah… sarah tolong aku” Sarah memelukku erat dan menangis, 

“jelaskan padanya sarah, waktunya sudah habis”
“aku tidak bisa, aku tidak mau” “ada apa ini?, sarah benarkah aku malaikat?” Sarah merunduk menangis, sungguh ada apa ini, apakah ini mimpi? Ini sungguh seperti mimpi. “
Sarah.. Sarah aku ini aapa?” Tibatiba sarah mengangguk.
“Apa ini, Ada apa ini? Aku malaikat? Malaikat macam apa? Aku tidak mau menjadi malaikat, aku tidak mau. Kumohon Ya Tuhan ini mimpi kan?”
   Aku menjatuhkan diriku dan memukulkan kepalaku ke cahaya putih yang ada dikakiku, “aku tidak mau jadi malaikat”
“Baiklah, baiklah Nadya, kita akan melihat semuanya”.
    Seluruh cahaya putih itu berubah menjadi susasana mall tempat tadi Zelo juga mengajakku ke masa lalu, aku sedang berlari disana bersama Sarah kecil seperti tadi dan aku tahu aku akan tertabrak.
“aku tidak tahu aku mengenalmu sejak dulu sar” kataku pada sarah yang masih disebelahku.
“aku tau, aku bahkan ingat kejadian ini”
“kau ingat? Kenapa kau tidak pernah memberitahu padaku?”
  Sarah terdiam dan kejadian berlangsung, ketika aku tertabrak, Sarah kecil menjerit jerit dan tiba tiba orang tua kami datang, Mamah pingsan ditempat, Kak kesha menangis dan papah menghampiriku dan menggoyang goyangkan tubuh mungilku yang penuh darah, langit menjadi gelap dan mungkin semua orang didalam mall keluar mengitari kami, Sarah sudah berada di tangan ibunya, ayah sarah menelfon ambulance dan aku melihat diriku tidak menunjukkan adanya kehidupan. Ambulance datang dan papah membawaku kedalamnya dan pergi meninggalkan lokasi, di ambulance hanya aku dan papah dan aku tidak tahu kemana yang lainnya. “Zelo, apakah aku mati?”. Zelo mengangguk. Airmataku kembali tumpah dan kali ini tidak salah lagi hatiku sangat sakit, Zelo merangkulku erat kali ini, Sarah ikut merangkulku dan aku sungguh tak berdaya. Ambulance itu melaju kencang hingga sampai kesebuah rumah sakit, tubuhku tergiring diantara kerumunan orang dan masuk kedalam sebuah ruangan. Papah menunggu diluar sambil menangis, aku tidak pernah melihat papah menangis sebelumnya, aku masih berdoa ini hanya mimpi. Seorang dokter keluar dan menghampiri papah, dan aku mendengar jelas perkataan dokter itu bahwa aku meninggal.
‘Ketika aku lahir, aku hanya mengingat malaikat yang selalu menjagaku yaitu mamah
Aku hanya tau cinta pertamaku yaitu papah. Aku tidak peduli dunia ini membenciku
Ataupun tidak mengenalku, tapi selama aku memiliki mereka. Aku tau aku di surga. Meskipun aku harus
Meninggalkan kalian, Aku tau aku tidak pernah menyesal lahir ke dunia ini menjadi anak kalian’
Aku ingat puisi itu kumenangkan sewaktu perpisahan TK, aku tidak tahu kalau aku ternyata sudah pergi sebelum hari itu. Mamah histeris dan aku sangat pilu melihatnya, aku tidak sanggup melihat mamah seperti itu kalau itu terjadi di masa sekarang. Mamah, Kak kesha, Nenek dan kakek berlari menuju ruanganku, dan disana ku sudah tertutup selimut bersama papah yang sedang menangis memelukku.
“Zelo, apakah aku hidup lagi?, Sarah.. aku hidup lagi?”
Sarah tetap menangis dan Zelo mengataakan “nikmati saja film ini” kuharap ini memang film, ya karena ini tidak nyata.
Aku tidak tahu dimana ini dan aku juga tidak pernah tahu ada pemakaman disini, Jasadku dikuburkan dengan damainya tapi aku perih melihatnya, Benarkah aku mati? Aku sungguh ingin berteriak teriak sekarang. Sarah semakin memucat disebelahku, tapi kenapa dia diam saja selama 17 tahun ini kalau memang ada rahasia besar dihidupku?. Mamah kemana? Dia tidak datang ke pemakamanku. Kak kesha bersembunyi dibelakang nenek yang terus menangis, Papah terus setia disebelahku dan tidak berhenti berdoa. Aku juga tidak melihat Sarah kecil tapi aku melihat orangtuanya.

Pemakaman selesai dan semua orang yang hadir pulang,
“aku benar benar tidak hidup lagi?”.
Zelo hanya menggeleng pasti.aku kira aku akan hidup lagi tapi setelah semua tanah menimbunku tanpa ampun aku semakin tidak mengerti lalu bagaimana kelanjutan hidupku selama ini. Suasana tiba tiba berubah menjadi disebuah rumah, ternyata ada mamah, mamah sedang berlutut berdoa sambil memandang sebuah foto dan ternyat aitu foto ku, yang aku masih menyimpannya dikamar
“Nadya.. kenapa kamu harus pergi secepat ini?, Ya Tuhan, tukar saja nyawaku dengan nyawa anakku” aku menutup telingaku keras, keras aku tidak sanggup mendengar rintihan itu.
“Mamahmu seperti itu selama 2 hari Nad” Kata Sarah tiba tiba.
Suasana kembali berubah dan kali ini disebuah taman besar. Disana aku tidak melihat siapapun yang kukenal “kita dimana?”. Tiba tiba seorang anak kecil menabrakku dari belakang dan itu sarah kecil. Zelo member isyarat untuk mengejarnya. “Ya Tuhan, aku tidak sanggup lagi melihat mamah Nadya seperti itu, kumohon kembalikan Nadya ya Tuhan, Atau berikan malaikat pengganti untuk Nadya, Nadya anak yang baik Tuhan..” “Sarah melakukan itu setiap hari, dan hari ini adalah satu bulan kepergian Nadya” ungkap Zelo.Kita kembali kerumah dan aku melihat mamah dengan keadaan semakin parah, mamah seperti orang kelainan jiwa, mamah sedang duduk di kasur sambil terus berbicara dengan fotoku “mah nadya disini mah.. mamah kenapa seperti itu.” dan tiba tiba kak kesha datang “mamah.. mamah sadar mahhh” kak kesha terus mengguncang tubuh mamah.  Ketika aku hampir saja berteriak “filmnya belum selesai nad” kata zelo sambil menutup mulutku. aku kembali melihat sarah disana. Dia seperti sedang berbicara kepada seseorang tapi aku tidak bisa melihat dia berbicara kepada siapa. “kau bica dengan siapa?” aku menoleh kearah Sarah tapi dia menjawab “aku tidak ingat”.  Beberapa saat kemudian Sarah kecil itu sudah kembali ke sebuah taman tadi, disana dia berbicara sendiri ditepi sebuah sungai yang sangat luas, “nadya andai kau masih sama aku disini,aku sendirian.. meskipun kau hanya ada di khayalanku aku tau kau masih disana, kau sering hadir dimimpiku… kenapa kau tidak kesini saja” tibatiba aku melihat Zelo dengan anak kecil dan itu aku berjalan bersamanya. Sarah kecil terlonjak kaget dan berjaalan mendekati mereka “Nadya?” “Sarah,terimakasih telah membuatku menjadi kenyataan dari khayalan khayalanmu” kataku disana. “Sarah, ini bukan Nadya, ini adalah malaikat yang akan menjadi Nadya sekarang, dia akan mengubah segalanya, dan katakana pada ibunya tentang ini, dan kembalikan Nadya pada usia 17 tahun dalam keadaan tetap suci seperti ini” kata Zelo.
“cukup!!! Cukuuup!” kataku keras sehingga semua yang ada disana menoleh termasuk sarah,zelo dan aku dimasa lalu itu. “Nadya kau harusnya tidak bicara!” “cukup Zelo, kembalikan ini semua” Sarah dan aku kecil menghampiriku dan memegang kedua tanganku “kakak tenang saja… semuanya akan indahh sesuai di khayalan Sarah” kata Sarah kecil padaku. Sarah yang terus terdiam menunduk itu masih tidak juga angkat bicara, Zelo terus memarahiku dan aku benar benar berada di mimpi. Kita kembali ke dimensi pertama tadi, “Bagimana sudah paham” kata Zelo terus menerus. Aku masih terdiam kaku. “Nadya, kau… kau bukan Nadya, kau hanya Nadya di khayalanku yang diwujudkan oleh Tuhan” kata Sarah lirih. Tubuhku seperti terguncang terbawa ombak, perasaanku hancur berkeping keeping. Mungkin aku memang harus menerima meskipun aku tidak mengerti.
“Nadya aku tidak bisa berbuat banyak lagi, kau harus mengerti perasaan kita semua nad, kau harus kembali bersamaku?” kata zelo menatapku lekat kali ini. Aku belum menatap Sarah.
“Tuhan,Berikan aku kesempatan sekali lagi, untuk hidup menjadi manusia selama beberapa hari, aku ingin mengatakan betapa terimakasih aku pada keluargaku” tundukku ditempat itu. Sarah menunduk disebelaku, dan mengangkat wajahku cepat “nadya, aku tahu caranya”
“ah Sarah, kau ini lebih suci dariku, benar benar hatimu lebih suci dariku.. Tuhan bisa langsung bicara padamu tanpa perantara apapun dan kaupun bisa langsung mendengarnya?” Kata Zelo yang kali ini menunduk. “Nadya kau harus melewati dimensi ke 7, disana nadya kecil, atau nadya yang sebenarnya sudah menunggu untuk menukar kedudukannya denganmu, bila kau berhasil menemuinya, kau akan menjadi manusia nad..” “benarkah?” Aku seperti melihat cahaya kali ini, aku bisa merasakan airmataku mengalir pelan sekarang.
“ya nad, tapi apa kau yakin? Kau tidak mau hidup bersama kami disini? Kami hidup dikebahagiaan tanpa pernah merasakan sedih, kami tinggal di cahaya nad, kau tidak mau hidup seperti itu?”
Dikepalaku hanya ada fatamorgana kebahagiaanku bersama orangtuaku, mereka begitu menyayangiku walaupun mereka bisa dibilang ‘berbohong?’ karena mereka tahu aku ini nadya, maaf kau bukan Nadya nad.. kau Malaikat. Ya aku akan mengatakan itu sekarang meskipun kata kata itu mengiris hatiku terus menerus.
“Kau harus lihat ini Nad..” Sarah meletakkan tangannya dimataku dan membukanya perlahan. Aku melihat Suasana pagi itu di rumahku ketika aku masih dikamar.
“Hari ini hari terakhir Nadya.. Andai saya bisa bicara dengan Tuhan, Saya akan meminta kepadanya untuk menukar nyawaku untuk Nadya itu.. dia sudah hidup lebih berharga dariku” Mamah menangis menatap Ayah yang juga menangis. “Kita tidak bisa melakukan apa apa, kita seharusnya sangat bersyukur Tuhan memberikan Nadya itu untuk hidup kita, Nadya sudah harus kembali dimana dia berasal dan bukan disini”
Tanpa sepengetahuan ku ternyata mamah dan papah mengunjungi kamarku ketika aku masih terlelap, mereka mencium keningku dan tersenyum perih menatapku lekat lekat. Kuharap aku bisa mengulang pagi itu dan mencegah mereka membiarkan semua kejadian buruk ini berawal. Tuhan, engkau adalah yang terbaik dari yang terbaik dipikiranku, tapi kenapa kau melakukan ini pada hidupku.
Perjalanan menuju rumah nenek,atau perjalanan menuju kematian bagiku. Aku tidak tahu bahwa semua kejadian ini sudah direncanakan. Papah dan Mamah dengan sengaja menabrakan mobil ke pembatas jalan dan meninggalkanku didalam mobil yang perlahan mulai terbalik dan tidak meneriakkan pertolongan apapun.
“Mereka tidak menyayangiku seperti yang terlihat kah?”.. Aku menutup pandanganku di kejadian tadi. “kau hanya tidak mengerti, dan tidak akan pernah mengerti” Kata Sarah memelukku. “
“jadi kapan kita harus memulai perjalaanan kita ke dimensi ke 7 nad? Kau tidak mau berlama lama kan?” Sarah melepas pelukannya. Dipikiranku hanya ada 1 hal, aku harus bisa membujuk nadya untuk bertukar posisi denganku.. tapi apakah aku malaikat paling bodoh yang ada di kehidupan ini? Biarlah, seluruh jiwa ragaku diciptakan memang bukan manusia tapi aku memiliki hati manusia yang memiliki seorang ayah dan ibu yang ku cintai lebih dari apapun dan aku mempunyai Tuhan yang lebih luarbiasa yang aku tahu akan selalu bersamaku.
“Kau hanya punya waktu sedikit Nadya,Sarah Kau harus tahu 7 dimensi tidak dibuka kapanpun, kau harus kembali sebelum pintu itu ditutup kalau tidak kalian akan hanya menghilang dan tidak bisa kembali” Sarah menarikku pergi ke sebuah cahaya yang tidak bisa terlihat jelas aku hanya merasakan hawa yang berbeda sekarang.
“aku tidak yakin kita pergi ke jalan yang benar” Sarah bergumam.
Aku hanya melihatnya lekat lekat, kenapa ia mau membiarkan dirinya sejauh ini menolongku?.
“Sarah.. kalau aku tidak bisa kembali kau harus berjanji kau tidak akan pernah melupakanku kan?”
“kau pasti bisa kembali Nad, bagaimana kalau aku yang tidak kembali? Kau hanya perlu mengingatku sebagai temanmu yang paling cantik..” Sarah tertawa kecil.
Aku tahu ada berjuta kedendaman dimatanya meskipun dia tidak menunjukkannya sedikitpun, dia tidak seharusnya disini.
“ayo cepaatt”. Kita terus berjalan di cahaya putih itu, cahaya putih yang tadi sangat terang kini semakin redup dan tubuhku mulai kedinginan. “Hah? Ada manusia disini.” Seseorang berkata itu tapi aku tidak tahu darimana suara itu berasal. “maaaf aku mencari Nadya..” Sarah memegan tanganku erat. “Dia datang bersama malaikat” Suara itu datang kembali dan tangan Sarah semakin kencang menggenggamku. “Apa yang ia lakukan disini?” “Kita harus menyingkirkannya, ia berbahaya” “siapa dia?” suara tidak berwujud itu terus berdatangan, kami terus berjalan dan sekarang cahaya putih itu berubah menjadi sebuah lapang hitam yang sarah bilang kita sudah sampai di dimensi ke 7. Tiba tiba seorang lelaki paruh baya berdiri didepan Sarah, ia tidak terlihat menakutkan tapi cukup mengagetkan kami. “siapa kalian?” kata lelaki itu. “kami mau mencari Nadya pak” Sarah gemetar. “Kalian jangan coba cobaa, tunggu.. kau malaikat?” Lelaki itu kini mendekat ke arahku. “iya benar pak” Sarah menjawabnya dan tangannya semakin member isyarat bahwa dia ketakutan. “Aku hanya memperingati pintu akan ditutup beberapa saat lagi, kalian lebih baik cepat dan berhati hati” lelaki itupun pergi dan menghilang.
“Mereka tidak suka kalau ada manusia kesini.. mereka akan iri dan akan berusaha menyerangku.. Nad aku takut”
“kalau memang mereka menyentuhmu, mereka akan berhadapan denganku” kali ini aku melupakan kesedihan ku yang sebenarnya telah merasuki semua pikiranku, aku disini untuk kebahagiaanku jadi aku tidak akan membiarkan seorangpun menghalanginya. Lapangan hitam itu semakin pekat, jantungku semakin berddetak kencang sehingga aku tidak berani merasakannya karena aku tahu aku tidak hidup, Sarah semakin ketakutan dan sekarang aku benar benar merangkulnya. “ada manusiaa” suara itu membuat kami terjatuh kaget, dan Sarah tiba tiba memegang tanganku sangat kencang seperti terbawa angin
“Nad tolong nadd” tubuh sarah terseret tanpa ada yang menyeretnya, aku tidak akan pernah melepaskannya..
“lepaskan dia atau aku akan membuatmu menyesal” ucapku. Sarahpun terlepas.
“Nad tadi aapa?” Sarah menangis.
Aku tidak bisa menangis lagi tapi aku terlalu mudah untuk menangis sekarang, akuu tidak tahu dimana Nadya berada. Kami berusaha kembali berdiri dan tiba tiba tubuh ku terlempar jauh dan aku tidak bisa melihat Sarah lagi.
“tolong,aku juga ingin kembali hidup”.. kata seorang anak seumuranku dengan berpakaian sangat cantik, aku seperti mengenalnya tapi aku sungguh tidak ingat. “aku seperti mengenalmu”
“aku Rowena.. ya.. “ dia membungkuk dan kini aku benar benar ingat dia adalah anak dari artis ternama roselina yang meninggal kecelakaan pada waktu lalu bersama supirnya.
“kau? Kenapa? Oh ya aku mengerti..”
“kau membawa manusia? Kau bisa menolongku dengan menukar nyawaku padanya, kau bisa  membujuknya tinggal disini itu tidak buruk”
“Aku sangat mengidolakan ibu mu Rowena, tapi kau harus tahu aku bahkan tidak tahu dimana temanku itu, kau sangat cantik dan aku tahu kau baik.. kau lebih baik disini untuk mendapatkan kedamaian yang abadi”
“Benarkah?”
“yaa.. percayalah padaku”
“terimakasih.. lalu apa yang kau lakukan disini?” Aku tidak mungkin memberitahunya tentang keinginan utamaku, karena pada dasarnya kami memiliki keinginan yang saama.
“Aku… Aku mencari adikku…Bukan maksudku..”
“Nadya? Si kecil itu?”
“kau mengetahuinya?”
“Dia paling muda diantara kami, tapi dia sangat dewasa dan baik hati” “Bisa antar aku menemuinya?”
“tentu…” Gaun besar itu ku bantu untuk mengangkatnya dan membantu ia berjalan, sungguh mau kemana ia menggunakan gaun seperti ini dihari kematiannya.
“Rowena.. kalau boleh aku tahu, kemana kau dihari kau mati? Dengan gaun seperti ini?” “Aku ingin pergi menikah…”
“menikah? Kok aku tidak tahu?”
“ya public tidak mengetahui hal ini, kata ibu lebih baik dirahasiakan dan memberi tahu pers di kemudian hari”
“Aku turut bersedih.. seharusnya itu menjadi hari paling bahagiamu..”
“Tidak juga, kau benar, aku lebih baik disini…” Rowena sangat kuat, aku mengakui aku jauh rapuh darinya. “Itu Nadya..”
    Aku melihat Sarah dan aku segera berlari menghampirinya, Sarah sedang berbicara dengan seorang anak kecil beraut wajah bahagia dan terus tersenyum.. “Nadya.. itu kakak Nadya…” Sarah tertawa. Aku terjatuh berlutut dihadapan anak itu “Nadya?”
“Kakak Nadya juga yaa?Kata Kakak Sarah Kakak udah menggantikan aku supaya mamah papah tidak sedih lagi ya? Kakak terimakasih banyak…” Aku memeluknya erat, aku tidak tahu bagaimana aku hidup tanpa dia, aku tidak akan merasaakan adanya kasih sayang sedikitpun bila tidak karenanya, karenanya aku diberi kesempatan untuk menemukan manusia manusia yang luar biasa termasuk Sarah. “Kak.. aku mau menukar semua ini dengan kakak, kakak boleh melanjutkan menjadi diriku…” Aku kembali memeluknya erat,
“Nadya.. kenapa kau sangat mulia?” bisikku di pelukan anak luar biasa ini.
“Kebahagiaan tidak bisa dibeli kak, Aku tidak mungkin kembali ke mamah dan papah..  tapi kakak harus, mereka akan bahagia bersama kakak”
Sarah bergabung dipelukan kami. Tiba tiba Nadya kecil menangis dan meminta ku meninggalkannya berbicara dengan Sarah. Aku tidak tahu apa yang ia bicarakan tapi aku melihat Rowena melihat kami dan tersenyum..
“Kau sungguh beruntung memiliki ibu sehebat Roselina… Kau mewarisi ketulusannya” Ucapku padanya. Sarah dan Nadya kecil kembali,
“Kakak Nadya harus pulang sekarang, pintu akan ditutup beberapa detik lagi” Sarah menarik tanganku dan mendorongku keras ke sebuah pusaran yang membuatku tidak sadarkan diri.
“Nadya?”.. sayup sayup suara lembut itu semakin kencang ditelingaku, mataku tidak bisa terbuka.
“nadya…” Suara itu tetap datang dan aku mulai menyadari itu suara kak Kesha.
“Nadya..”..
   Suara itu membuatku semakin kuat dan aku membuka mata. Hening sepi dengan suasana yang sama seperti biasanya, aku masih di rumah sakit. “ya Tuhan Nadya bangun mahh” jerit kak kesha yang membuatku tertawa, mamah dan papah tersontak berdiri dan menghampiriku. Aku sadar sekarang, aku sudahh kembali. Mamah dan Papah membuka alat uap yang diletakkan dimulut ku dan membantuku duduk.
“Nadya? Kau benar bangun?” Papah memegang pipiku dan aku menangis.
“Aku sudah tahu semuanya pak Devin bu Alya saya memang bukan Nadya, tapi saya sudah melalui perjalanan panjang bertemu Nadya dan dia meminta saya untuk kembali hidup disini bersama bapak dan ibu. Mereka memelukku erat, alat alat itu masih menempel sehingga sangat sakit ketika mereka menekannya, tapi aku tidak peduli aku telah kembali.
“boleh saya memanggil kalian mamah dan paapah lagi? Dan menganggap kalian sebagai keluargaku?”
“tentu saya Nadya.. selamaat datang kembali” Kata Papah mengusap airmataku. Kak Kesha yang tidak mengerti apapun terlihat tidak memperdulikan ini. Aku akan menceritakan padanya tentang semua ini tapi pada dasarnya aku juga tidak mengerti kemana ini semua akan berakhir.
Aku tidak akan mengingat hal hal mengerikan itu lagi, tapi yang akan hidup abadi bersama ku adalah, aku bertemu seorang anak yang sangat luar biasa, yang membuatku bisa merasakan semua ini. Dan satu satunya manusia pilihan Tuhan yang membuatku sadar betapa indahnya kebahagiaan itu, Sarah…
“Sarah kemana kak?” Kak kesha terlihat kebingungan dan menoleh seakan ada sesuatu. “Sarah..” tiba tiba Kak Kesha meninggalkanku.
   Aku berusaha bangun dari tempat tidur, dan menyusul Kak Kesha yang sepertinya berada di balik tirai. Alat alat berat ini membuat segalanya terhalang aku tidak bisa membangunkan diriku sendiri. “Kak..” aku berusaha memanggilnya yang terus berada di balik tirai seperti sedang berbicara.
   Papah dan Mamah kembali mendekat kearahku tanpa kak Kesha, “Sarah baru saja meninggal kemarin.. ia ditemukan tidak bernafas dikamarnya kemungkinan jantung” Aku tidak sekejap kaget, ini pasti mimpi lagi.
“Mamah bercanda?”
“Kau harus kuat Nad..”
Papah mengelus kepalaku cukup keras.
“Ini apa maksudnya lagi?”
     Kak kesha kembali dengan sebuah surat ditangannya, dan mungkin tulisan itu adalah happy birthday atau april fools ataupun semua candaan ya mungkin membuatku tidak akan bisa memaafkan semua ini.
‘Dear Nadya’
Perjalanan kembali ke dunia nyata cukup seru ya? Aku tidak percaya kau menjadi orang terakhir yang aku lihat di hidupku, dan orang terakhir mungkin yang selalu bersamaku.. Kau mengajari ku banyak hal Nad.. salah satunya adalah pengorbanan.. kau telah banyak berkorban demi Nadya kecil yang telah pergi sejak kecil.. kau bukan Nadya kecilku, tapi kau telah menjadi malaikat penolongku.. Kau membuatku rela melakukan apapun untukmu.. aku tidak bercanda loh.. Nad, mungkin sebagai hadiah persahabat kita atau apalah… Aku memberikan seluruh nyawaku untukmu Nad… jaga baik baik Nad, jangan sia siakan nyawaku yang masih sehat dan cantik itu,. Haha Nad kau benar benar pantas untuk hidup lebih lama lagi dariku… Selamat datang di kehidupan mu yang selanjutnyaa… Jangan lupakan aku Nad, Kumoohonn.. Sampai ketemu lagi..

Aku tidak bisa bernafas, aku kira aku telah pingsan tapi aku masih disini dengan airmata yang sudah bisa kurasakan lagi, Sarah? Kenapa dia pergi?....
“Dia menukar nyawanya untukmu Nad.. Kau harus tahu seberapa khawatir aku ketika tahu sebenarnya Nadya tidak bisa menukar nyawanya untukmu, ketika mendengar itu aku dan Sarah tidak tahu apa yang harus kita lakukan lagi, tapi temanmu yang suci itu bersedia menukar nyawanya untukmu.. “ Zelo tiba tiba berada di sebelahku, dengan perasaan lebih hancur dari yang kualami kemarin aku tahu ini tidak mimpi, tapi.. aku lelah aku lelah hidup seperti ini, kalau begini aku tidak akan sama sekali membiarkan siapapun apalagi Sarah berjalan jauh seperti ini bersamaku apalagi sampai berkorban seburuk ini…
“Sudahlah Nad, Sarah ingin melakukan ini, dan kau harus hidup bahagia mulai sekarang.. aku akan menjagamu” Zelo menyerka airmataku dan dia menghilang.
1 Bulan kemudian..
‘Sarah.. kau apa kabar? Aku sedang berdiri tepat di sungai tempat kau memohon saat itu, Aku harap Tuhan bisa mendengarkanku lagi bahwa aku sangat ingin kau kembali kesini, dan kalaupun tidak.. kau harus tahu aku sangat merindukanmu Sarah..’

Sungai itu sangat bening, aku bisa melihat pantulan wajahku disana.. Aku tidak akan pernah melupakan seperti apa 7 dimensi itu.. dan aku tidak akan pernah menyesal hidup di dunia ini walaupun aku tidak mengerti.

7 Dimensi
23.02

7 Dimensi